SIDOMULYO-(wartaselatan.co)
Inovasi pemasangan setrum listrik yang dipasang para petani diarea pesawahan dalam penanggulangan serangan hama tikus sangat mengancam keselamatan jiwa.
Baik kepada pemilik sawah ataupun warga yang sedang melintas atau sekedar mencari rumput untuk pakan hewan peliharaanya.
Para petani yang berada diwilayah kecamatan Sidomulyo, kecamatan Way Panji dan Kecamatan Candipuro hampir semuanya menggunakan aliran/strum listrik untuk menjaga tanaman padinya saat musim tanam.
Biasanya jebakan hama tikus yang menggunakan arus listrik digunakan saat menjelang malam dan dimatikan pada pagi hari.
Namun akibat pemasangan jebakan hama tikus yang menggunakan arus listrik tersebut, tidak sedikit menelan korban jiwa. Baik kepada pemilik sawahnya ataupun warga yang sedang melintas.
Korban terbaru jebakan hama tikus dengan menggunakan arus listrik tersebut adalah Ketut Suparman (31) warga desa Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Lamsel yang terjadi pada hari Sabtu (28/12/2024) sekitar pukul 16.15 wib diarea pesawahan miliknya.
Akibat kejadian tersebut korban ditemukan sudah tidak bernyawa lagi. Keluarga meminta kepada pihak kepolisian untuk tidak dilakukan otopsi dan menerima musibah yang telah menimpa keluarganya.
Terkait kejadian tersebut pihak ULP PLN Sidomulyo melaksanakan kegiatan Sosialisasi tentang Bahaya Listrik bersama Forkopimcam Kecamatan Sidomulyo yang juga dihadiri oleh para Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada di Kecamatan Sidomulyo, kecamatan Way Panji dan Kecamatan Candipuro, Senin (30/12/2024) di GSG Bethik Hati Sidomulyo.
Dalam kesempatan tersebut hadir Manager ULP PLN Sidomulyo Agung Ristianto, Kapolsek Sidomulyo Iptu Sugianto, Kapolsek Candipuro AKP Farid Riyanto, Danramil 0421-07/SDM Kapten Inf Imron Nata, Camat Sidomulyo Rohidin, Camat Way Panji yang diwakili oleh Kasi Trantip Abadi, Camat Candipuro Sekcam setempat, para UPT Pertanian serta undangan lainya.
Dalam sambutanya Camat Sidomulyo Rohidin S.Sos mengucapkan terima kasih kepada ULP PLN Sidomulyo yang telah melaksanakan Sosialisasi tentang Bahaya Listrik.
Dikatakan Rohidin bahwa keberadaan Listrik itu adalah sangat besar dan penting bagi kehidupan sehari-harinya, oleh karena itu saya berharap kepada seluruh warga masyarakat agar berhati-hati dalam menggunakan listrik," kata Rohidin.
Keberadaan Listrik masuk area pesawahan sangat membantu para petani dalam pengadaan air menggunakan sumur Bor untuk mengairi pesawahan. Sehingga dengan air yang berkecukupan maka petani yang biasanya panen satu kali dalam satu musim tanam (sawah tadah hujan) maka dengan adanya sumur Bor petani bisa dua sampai tiga kali panen dalam satu musim panen. Dengan demikian secara otomatis akan meningkatkan perekonomian para petani. Oleh karena itu mari bersama-sama jaga listrik ini dan gunakan sesuai dengan fungsinya," tukas Camat Sidomulyo ini.
Manajer ULP PLN Sidomulyo Agung Ristianto mengatakan bahwa sosialisasi tentang Bahaya Terhadap Penyalahgunaan Listrik ini adalah kegiatan kedua kalinya dilaksanakan.
Selain itu pihaknya sudah melakukan sosialisasi melalui Online atau offline baik kepada Camat, kepala desa ataupun kepada Gapoktan atau para petani khususnya yang berada di kecamatan Sidomulyo kecamatan Way Panji dan Kecamatan Candipuro.
" Sebelumnya sosialisasi ini sudah kami lakukan, baik melalui online ataupun offline dan bukan karena adanya korban kesetrum, cuma pertemuan ini baru terlaksana karena kesibukan jadwal yang belum padu saja "
Seperti diketahui bahwa Listrik ini sudah menjadi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat, baik itu pedagang, pengusaha, rumah tangga ataupun para petani dan nelayan. Oleh karena mari kita jaga bersama Listrik ini dan gunakan sesuai dengan kegunaanya.
Untuk diketahui bahwa Listrik masuk area peswahan mulai tahun 2015 lalu, mengingat lahan pertanian diwilayah tiga kecamatan ini adalah sawah tadah hujan sehingga kekurangan air. Selanjutnya PLN membantu para petani untuk mendapatkan air, para membuat sumur Bor dengan Sibel sebagai penyedot air untuk mengairi area pesawahan. Alhasil petani yang sebelumnya hanya panen sekali dalam musim tanam, dengan adanya Listrik masuk area pesawahan dapat panen Duan hingga tiga kali dalam satu musim panen. Sehingga para petani dapat meningkat penghasilanya otomatis perekonomian petani juga meningkat, " tutur Agung.
Namun pada akhir-akhir ini para petani melakukan inprofisasi dalam penggunaan listrik diarea pasawahan miliknya. Untuk menanggulangi serangan hama tikus para petani menggunakan setrum listrik dalam membuat jebakan tikus padahal itu sangat berbahaya, baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Bahkan tidak sedikit yang menjadi korban akibat setrum jebakan tikus yang dipasang petani disawahnya.
Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada para petani untuk tidak memasang jebakan hama tikus dengan menggunakan arus listrik yang sangat berbahaya. Kemudian untuk jalan keluarnya kami berharap kepada instansi terkait mari kita duduk bersama mencari solusi dalam penanggulangan hama tikus, agar para petani agar tidak lagi menggunakan strum Listrik kembali." tutupnya.
Melalui sambungan telepon selulernya Kapolsek Sidomulyo Iptu Sugianto SH MH saat diminta statement tentang bahaya penggunaan arus listrik dalam penanggulangan hama tikus oleh para petani. Mantan KBO Sat Reskrim polres Lamsel ini mengatakan bahwa penggunaan arus listrik dalam penanggulangan hama tikus diarea pesawahan itu sangat berbahaya dan sudah banyak menelan korban jiwa.
Oleh karena itu saya berharap kepada para petani untuk stop tidak melakukan penggunaan arus listrik untuk jebakan hama tikus diarea pesawahan miliknya karena mengancam keselamatan jiwa pemilik sawah juga orang lain. Apabila itu tetap terjadi dan mengenai orang lain, jelas ada ancaman pidananya,
" Pemasangan Jebakan Tikus disawah itu kalau mengenai orang dan tewas ada pidananya, " kata Kapolsek Sidomulyo ini.
Oleh karena itu sebaiknya dilakukan komunikasi dengan semua instansi terkait, tentang solusi pencegahan penanggulangan hama tikus tanpa menggunakan struk listrik. Dengan demikian ancaman keselamatan jiwa akibat setrum listrik tersebut tidak terjadi lagi " Terang Kapolsek lagi. (Cak Ton)